Gereja Sion Jakarta: Membuka Pintu untuk Ibadah dan Kunjungan Bersejarah di Tengah Kota

GEREJA SION – Adalah salah satu gereja tertua di Indonesia, yang berdiri sejak tahun 1695. Gereja ini terletak di sudut Jalan Pangeran Jayakarta dan Mangga Dua Raya, Jakarta Barat.

Awalnya dibangun untuk komunitas Portugis yang tinggal di Batavia (sekarang Jakarta) pada masa penjajahan Belanda. Gereja ini dibangun dengan gaya arsitektur Eropa, dengan ciri khas jendela lengkung setinggi tiga meter dan pintu gerbang gereja dengan tiang antik bergaya Yunani.

Telah mengalami beberapa kali renovasi dan perluasan, namun bangunan aslinya masih tetap berdiri kokoh hingga saat ini. Gereja ini telah menjadi salah satu landmark bersejarah di Jakarta, dan menjadi tujuan wisata religi yang populer.

Terbuka untuk umum untuk beribadah dan kunjungan bersejarah. Gereja ini memiliki jadwal ibadah rutin setiap hari Minggu, mulai pukul 07.00 WIB dan 10.00 WIB. Gereja ini juga terbuka untuk kunjungan bersejarah setiap hari, mulai pukul 09.00 WIB hingga 17.00 WIB.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat Anda temukan di Gereja Sion:

  • Arsitektur bersejarah yang indah. Gereja ini memiliki gaya arsitektur Eropa yang khas, dengan jendela lengkung setinggi tiga meter dan pintu gerbang gereja dengan tiang antik bergaya Yunani.
  • Sejarah panjang dan kaya. Gereja ini telah berdiri sejak tahun 1695, dan telah menjadi saksi bisu perjalanan sejarah Indonesia.
  • Suasana yang tenang dan damai. Gereja Sion merupakan tempat yang tepat untuk beribadah dan beristirahat sejenak dari hiruk pikuk kota.

Jika Anda berkunjung ke Jakarta, jangan lupa untuk menyempatkan diri untuk mengunjungi Gereja tertua di jakarta. Gereja ini merupakan salah satu tempat bersejarah yang wajib dikunjungi.

Sejarah dan Keterbukaan Gereja Sion

Sejarah dan Keterbukaan Gereja Sion

Gereja Sion menjadi saksi bisu perkembangan Jakarta sejak 19 Oktober 1693, ketika batu pertama diletakkan, hingga diresmikan pada 23 Oktober 1695. Tidak hanya sebagai tempat ibadah bagi umat Kristen, Gereja Sion memancarkan keterbukaannya sebagai gedung bersejarah yang terbuka untuk masyarakat umum. Jika kita melihatnya sebagai saksi perjalanan waktu, Gereja Sion adalah bukti hidup keberagaman budaya dan agama di Jakarta.

Gereja Sion Jakarta dibangun pada tahun 1695 oleh komunitas Portugis yang tinggal di Batavia (sekarang Jakarta) pada masa penjajahan Belanda. Gereja ini awalnya bernama De Nieuwe Portugese Buitenkerk, atau Gereja Portugis Baru Luar Tembok. Gereja ini dibangun di luar tembok kota Batavia, untuk menghindari serangan dari musuh.

Peletakan batu pertama Gereja Sion dilakukan oleh Pieter Van Horn, putra Gubernur Jenderal Willem Van Horn. Pembangunan gereja ini selesai pada tahun 1698. Gereja ini memiliki gaya arsitektur Eropa, dengan ciri khas jendela lengkung setinggi tiga meter dan pintu gerbang gereja dengan tiang antik bergaya Yunani.

Gereja Sion telah mengalami beberapa kali renovasi dan perluasan, namun bangunan aslinya masih tetap berdiri kokoh hingga saat ini. Gereja ini telah menjadi salah satu landmark bersejarah di Jakarta, dan menjadi tujuan wisata religi yang populer.

Keterbukaan Gereja Sion

Gereja Sion merupakan gereja yang terbuka untuk semua orang, tanpa memandang suku, agama, atau ras. Gereja ini memiliki jadwal ibadah rutin setiap hari Minggu, mulai pukul 07.00 WIB dan 10.00 WIB. Gereja ini juga terbuka untuk kunjungan bersejarah setiap hari, mulai pukul 09.00 WIB hingga 17.00 WIB.

Gereja Sion juga aktif dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan. Gereja ini memiliki berbagai program untuk membantu masyarakat, seperti program pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat.

Gereja Sion merupakan salah satu contoh gereja yang terbuka dan inklusif. Gereja ini menjadi tempat ibadah dan perkumpulan bagi orang-orang dari berbagai latar belakang. Gereja ini juga aktif dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan untuk membantu masyarakat.

Baca Juga: 7 Tempat Wisata di Bogor Cocok Buat Liburan Tahun Baru

Akses dengan KRL dan Bus Transjakarta

Akses dengan KRL dan Bus Transjakarta

Bagi pengunjung yang memilih naik KRL, Stasiun Jakarta Kota menjadi stasiun terdekat yang hanya berjarak 700 meter atau sekitar 10 menit berjalan kaki. Rute KRL dari berbagai arah seperti Bogor, Nambo, Depok, Manggarai, Cikarang, Bekasi, Jatinegara, Rangkasbitung, dan Tangerang Selatan mencakup stasiun ini. Alternatif lainnya adalah menggunakan bus Transjakarta dengan Halte Pangeran Jayakarta yang terletak sekitar 120 meter atau lima menit berjalan kaki dari Gereja Sion. Rute bus koridor 12 dan 12B memberikan opsi yang nyaman bagi para pengunjung.

Memahami Rute dan Pilihan Transportasi

Menggunakan KRL dari arah Bogor, Nambo, Depok, dan Manggarai, para pengunjung dapat menumpangi KRL menuju Jakarta Kota dan turun di stasiun akhir. Sementara itu, pengunjung dari Cikarang, Bekasi, dan Jatinegara dapat naik KRL menuju Stasiun Manggarai dan transit menuju Jakarta Kota. Selain itu, pengunjung dari Rangkasbitung dan Tangerang Selatan dapat naik KRL ke Stasiun Tanah Abang, transit ke Stasiun Manggarai, dan kembali transit ke KRL menuju Jakarta Kota. Alternatifnya, naik bus Transjakarta koridor 12 atau 12B dari Halte Pangeran Jayakarta dapat menjadi pilihan nyaman bagi pengunjung yang datang dari berbagai arah.

Lokasi dan Aksesibilitas Gereja Sion

Terletak di Jalan Pangeran Jayakarta Nomor 1, Gereja Sion tidak hanya dapat dijangkau dengan kendaraan pribadi, tetapi juga dengan transportasi umum. Dengan keberadaan Stasiun KRL Jakarta Kota yang berjarak sekitar 700 meter, calon pengunjung dapat tiba dengan mudah melalui KRL Commuterline dari berbagai arah, termasuk Bogor, Depok, Manggarai, dan sekitarnya. Aksesibilitas yang baik menjadi salah satu daya tarik bagi mereka yang ingin merasakan atmosfer bersejarah Gereja Sion.

Gereja Sion Jakarta, dengan kemegahan sejarahnya dan aksesibilitas yang baik, mengajak kita untuk menyelami keindahan sejarah di tengah hiruk-pikuk kota metropolitan. Bagi mereka yang mencari pengalaman spiritual dan pengetahuan sejarah, Gereja Sion adalah destinasi yang tak boleh dilewatkan. Sebuah perpaduan antara fungsi ibadah dan daya tarik pariwisata, Gereja Sion Jakarta menjadi saksi keberagaman dan toleransi di ibukota Indonesia.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *